Selasa, 24 Maret 2015

Kisah Tragis Menggunakan Narkoba


 Penulis: Yunika Umar
Narkoba adalah narkotika dan obat/bahan berbahaya termasuk di antaranya ganja, heroin, putauw, inex, kokain, dan segala macam lainnya yang terus berkembang seiring dengan perkembangan zaman. Terdapat kecenderungan dengan berbahayanya narkoba melalui suntikan yang bisa menyebabkan penyakit AIDS (penyakit yang telah memakan banyak korban), maka banyak dari pemakai sekarang menghindari penggunaan jarum suntik.
Zaman dulu, jarum suntik banyak digunakan dikarenakan pemakaian yang bisa digunakan banyak orang sehingga lebih irit. Berbagi (dalam hal negatif) antara satu orang dan orang lainnya. Dari si A ke si B dan ke si C dan digunakan lagi oleh si A, terus berpindah hingga cairan dalam suntikan tersebut habis.
Cerita berikut ini adalah kisah nyata yang saya tahu apa adanya, tanpa bermaksud memfitnah, hanya sebagai pelajaran dan konsekuensi di masa depan yang akhirnya merugikan orang yang kita sayangi.
Alkisah seorang remaja wanita bernama S yang cantik rupawan. S adalah anak tunggal dan  bersekolah di sekolah yang bergengsi yang mana ditunjang dengan kekayaan kedua orang tuanya. Ibu dan bapaknya sudah bercerai. Kalau sekarang, mungkin dibilang S ini adalah anak gaul Jakarta.
Demi jenjang pendidikan yang lebih baik, oleh sang Ibu, S disekolahkan ke Australia. Sementara bagi banyak orang bisa sekolah ke luar negeri hanyalah sekedar impian. S bisa sekolah dan mondar-mandir pulang ke Jakarta kapan pun dia mau.
Di negara inilah S mengenal narkoba. Entah apa obat yang digunakan. Mulailah S merongrong Ibunya untuk keuangan yang lebih. Awalnya sang Ibu tidak tahu kalau sang anak tersayang ini menggunakan narkoba. Walau dalam sejarah hidupnya, sang Ibu ini terbiasa melihat sendiri bagaimana saudara-saudaranya menggunakan narkoba dan beberapa bisa terlepas di saat tua.
Kecurigaan muncul saat S pulang ke Jakarta, satu persatu barang di rumah mulai hilang. Antara percaya dan tidak, sang Ibu pasrah begitu mengetahui sang anak tersayang menjadi pengguna narkoba.
Keputusan pun diambil, S diharuskan kembali ke Jakarta dan tidak boleh kembali lagi ke Australia. Jakarta yang merupakan surga bagi pengguna narkoba tentunya merupakan tempat yang S merasa nyaman berada.
Keterjerumusan dalam narkoba semakin dalam. Beragam usaha sang Ibu lakukan. Pesantren, dokter, dan rehabilitasi narkoba - semua dilakukan sang Ibu agar S terlepas dari jeratan narkoba. Tak terkira banyaknya uang yang dihabiskan demi kesehatan sang Anak.
Lama tak terdengar kabarnya, apakah S telah sembuh atau belum, lalu saya mendengar S menikah dengan sesama (entah pria ini sudah sembuh entah belum) pengguna. S juga melahirkan seorang putri yang cantik jelita.
Sekitar empat tahun lalu saat Ibu saya menelpon Ibu dari S (Ibunya merupakan sahabat Ibu saya) dan menanyakan kabarnya. Dengan rasa sedih dan isak tangis, Mama S (sebutan saya untuk beliau) menceritakan bahwa satu persatu dimulai dari menantunya, cucunya kemudian anaknya telah meninggal dunia.
Saat menulis inipun, bulu kuduk saya merinding mengingat peristiwa saat Ibu saya menceritakan kembali pembicaraan mereka. Menantunya meninggal secara tiba-tiba. Cucunya yang berumur 5-6 tahun meninggal saat mereka sekeluarga pergi berlibur ke luar kota. Tiba-tiba saja demam tinggi, dibawa ke rumah sakit dan tidak berapa lama dinyatakan meninggal. Sementara S, dikarenakan sakit dan sempat dirawat beberapa lama di rumah sakit sebelum akhirnya meninggal.
Sesaat sebelum meninggal, S menyatakan penyesalannya karena telah menggunakan narkoba dan meminta maaf kepada sang Ibu atas segala kesalahannya. Sang Ibu bercerita bagaimana menjelang akhir hayatnya, S begitu dekat kepada Tuhan dengan banyak beribadah.
Saat ini, di menjelang usianya mencapai kepala 7, Mama S hidup bersama hewan-hewan kesayangan dan saudara-saudaranya. Hari-harinya selalu mengingat anak dan cucu tersayang. Beliau tetap aktif mengurusi bisnisnya. Bergerak kesana kemari. Tak pernah sedikitpun dirinya menjauh dari sang Maha Kuasa. Dia berusaha pasrah atas takdir kehidupannya.
S tidak mungkin melihat bagaimana sang Ibu sekarang. Kita sebagai penonton yang berada di luar arena melihat bagaimana narkoba bisa merugikan bukan hanya ke si pengguna tapi juga orang-orang sekitarnya. Orang-orang yang dicintai. Jika diberi kesempatan sekali lagi oleh Tuhan, saya yakin S tidak akan pernah mau mencoba narkoba.
Melihat ini, tidak sedikitpun ada rasa ingin saya untuk mencoba narkoba. Mendapatkan kesempatan dari BNN untuk membantu gerakan #IndonesiaBergegas agar penyalahgunaan narkoba bisa dikurangi membuat saya merasa bahagia. Banyak kisah dari orang-orang di sekitar saya tentang narkoba. Cerita inilah yang nantinya akan saya tulis kembali sebagai sarana berbagi betapa narkoba itu jahat - teramat jahat. Jangan pernah berpikir sekalipun untuk mencobanya.
BNN telah mencanangkan agar para pengguna narkoba janganlah dihukum penjara, mereka lebih baik dirawat. Ada beragam pilihan perawatan yang dibiayai oleh pemerintah mulai dari rawat jalan maupun rawat inap. Opsi yang merupakan hasil keputusan dari dokter yang menangani pasien.
Kita tidak bisa berharap sepenuhnya dari pengguna narkoba untuk mereka sadar dan berobat karena saat mereka berada dalam tahap kecanduan, pemikiran mereka pun menjadi tidak wajar. Maka dari itu dibutuhkan kesabaran.
Butuh usaha dengan semangat yang kuat untuk menyembuhkan pengguna narkoba. Usaha yang tentunya harus disertai dengan doa. Segala kejadian yang terjadi selalunya mendapat restu dari Sang Maha Kuasa. Jika Ia merestui seseorang menjadi pengguna narkoba maka kepadaNyalah kita kembali memohon kesembuhan. Memohon untuk dijauhkan dari segala pengaruh buruk lingkungan yang bersifat merusak.



Sumber : http://indonesiabergegas.com/index.php/en/component/k2/item/350-kisah-tragis-menggunakan-narkoba










Tidak ada komentar:

Posting Komentar